Jumat, 20 Januari 2017

CONTOH ESSAY LPDP: Sukses Terbesar Dalam Hidupku


Membuat essay dengan tema sukses terbesar dalam hidupku memang hampir selalu menjadi syarat pendaftaran berbagai macam beasiswa, termasuk beasiswa oleh LPDP.  Adakalanya membuat essay ini terasa sulit karena kadangkala kita belum memiliki gambaran sukses seperti apa yang kita inginkan. Sebagian orang menganut prinsip “jalani saja dulu mengikuti arus air mengalir”, sementara sebagian lainnya benar-benar sudah menentukan jalan apa dan bagiamana yang harus ia pilih agar sampai pada tujuannya.
Adakalanya kesuksesan bagi seseorang terasa cukup sederhana bagi orang lain, sehingga tolak ukur kesuksesan menjadi sangat relatif dan sukjektif. Oleh karena itu, dalam membuat essay dengan tema ini, kita harus terlebih dahulu mengenal diri kita sendiri. Kita harus mampu memahami segala hal yang mampu membuat kita merasa sukses, hal-hal yang membuat kita merasa produktif terhadap pencapaian tertentu, serta jalan-jalan yang perlu kita tempuh untuk mencapai kesuksesan tersebut. Dengan demikian, kita dapat menentukan kesuksesan-kesuksesan kecil yang dapat menuntun kita pada kesuksesan besar yang ingin kita raih.  Dalam contoh essay ini, saya memaparkan kesuksesan ala saya, sehingga sangat mungkin akan berbeda dengan versi pembaca. Namun, saya berharap contoh ini dapat bermanfaat, semoga J Sukses untuk kita semua!


SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU
“Dadiyo Pendekare Bangsa”,  penggalan lagu Jawa inilah yang menjadi dasar pertimbangan setiap langkah dalam hidup saya.

Secara formal, Bapak saya adalah seorang wiraswasta, tetapi saya menyebut Beliau sebagai pria multitalenta dengan sejuta profesi. Suatu hari, saya menemukan sebuah piagam penghargaan atas nama Bapak yang ditandatangani langsung oleh Menteri Kepemudaan dan Olahraga. Saat muda, Bapak adalah atlit daerah yang akhirnya gagal sukses karena kondisi Beliau yang tak pernah lulus sekolah dan idealisme yang Beliau miliki pada masa orde baru. Bekal Beliau sebagai atlit digunakan untuk melatih bola bagi anak-anak di desa. Alih-alih mendapat penghasilan tambahan, Bapak justru sering merugi secara finansial dan lebih sering mendapat hinaan serta fitnah dari masyarakat. Hal inilah yang kemudian sering sekali membuat Emak menjadi tidak tahan sampai harus sering berdebat dengan Bapak. Saya menjadi saksi perdebatan demi perdebatan yang akhirnya menjadi titik balik mundurnya Bapak dari aktivitas olahraga, aktivitas organisasi, dan aktivitas kemasyarakatan lainnya.
Bapak menjadi inspirator hidup saya, meskipun dengan segala kekurangan yang Beliau miliki. “Dadiyo Pandekare Bangsa”, kalimat itulah yang sejak kecil beliau tanamkan kepada saya melalui lagu Jawa yang dulu sering beliau putar. Oleh karena itu, saya mendefinisikan sukses tidak hanya sebagai sebuah keberhasilan mencapai sesuatu yang kita inginkan, tetapi juga menjadi bermanfaat dan memberi senyum untuk orang-orang disekitar kita. Prinsip-prinsip tersebut yang mendorong saya untuk bersemangat dalam menjalankan studi sejak di bangku sekolah dasar, sehingga saya bisa meraih prestasi-prestasi kecil yang akhirnya membuat hati Emak saya tergugah untuk terus mendukung saya bersekolah. Hampir disetiap peralihan jenjang pendidikan, Emak selalu ragu untuk mengijinkan saya melanjutkan pendidikan, tetapi saya selalu membuktikan bahwa saya bisa berprestasi dan layak memperoleh pendidikan lebih tinggi.
Saya hampir selalu mendapat peringkat pertama di kelas maupun di sekolah sejak Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas dan berhasil diterima di PTN melalui jalur SNMPTN. Saya juga pernah memenangkan perlombaan baik tingkat RW, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional.  Meskipun demikian, bukan berarti saya tidak pernah gagal. Kegagalan adalah teman perjalanan selama menempuh kesuksesan. Empat kali mengikuti olimpiade, tetapi saya hanya bisa menembus sepuluh besar satu kali, bahkan hanya bisa berada di peringkat X dan kalah dari peserta yang sebagian besar usia dan jenjang pendidikannya lebih rendah. Saya juga pernah gagal tepat di batas arah keberhasilan. Saya harus puas menjadi pemenang IV siswa berprestasi Kabupaten Gresik, meskipun saya memperoleh nilai terbaik dalam berbagai tes dan hanya kalah dalam hal jumlah sertifikat. Saya juga pernah gagal menjadi grandfinalis lomba pidato dengan selisih poin yang begitu kecil hanya karena kelayakan pakaian. Saya belajar dari setiap kegagalan tersebut. Saya belajar bahwa menjadi pemenang bukanlah tujuan akhir, tetapi melakukan yang terbaik yang kita bisa dalam setiap langkah adalah kewajiban. Kegagalan-kegagalan tersebut dan pesan Bapak dalam penggalan lagu jawa di atas yang kemudian membawa saya pada pola pemikiran yang baru, dimana setiap kaki saya melangkah haruslah bermanfaat bagi orang lain, minimal untuk orang-orang terdekat saya.
Jika sebelumnya saya hanya mengikuti organisasi seperti pramuka, OSIS, dan pengurus Ponpes Darul Falah 65, selanjutnya saya semakin aktif dalam kegiatan organisasi seperti karang taruna, IPPNU, BEM-J Biologi dan komunitas yang saya kembangkan. Menjadi founder komunitas Dokter Sungai adalah bentuk kesuksesan terbesar dalam hidup saya yang sesuai pesan Bapak, meskipun hanya bertahan sekitar 5 tahun. Organisasi-organisasi inilah yang kemudian semakin membuka wawasan saya agar lebih peka dan peduli pada segala kejadian di sekitar. Berangkat dari komunitas yang saya kembangkan inilah, saya memperoleh penghargaan Young Changemaker Ashoka Indonesia 2009 dan menjadi pemenang I program Climate Smart Leaders Penghargaan Emil Salim Bagi Generasi Muda 2010. Bagi saya, kesuksesan terbesar bukan terletak pada penghargaan yang saya peroleh, tetapi pada perjuangan saya untuk bisa membawa manfaat bagi sesama dan lingkungan.

Seluruh pengalaman belajar yang saya miliki ini memang membuat saya ingin menjadi seorang tenaga pendidik yang berjiwa social entrepeneur untuk bisa benar-benar bermanfaat bagi orang lain. Saya ingin mengembangkan sebuah pusat pembelajaran untuk berbagai kalangan masyarakat yang tidak hanya menekankan kemampuan akademik, tetapi juga mengembangkan kemampuan setiap anak untuk menjadi soorang changemaker. Banyak mimpi besar yang ingin saya raih agar bisa berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa Indonesia yang sejahtera. Namun, mimpi terbesar bagi saya adalah Saya ingin menjadi pendekar untuk Emak dan Bapak, menorehkan senyum dan tangis bahagia pada wajah mereka di setiap langkah dalam hidup saya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar