Membuat essay dengan tema sukses terbesar dalam
hidupku memang hampir selalu menjadi syarat pendaftaran berbagai macam
beasiswa, termasuk beasiswa oleh LPDP. Adakalanya
membuat essay ini terasa sulit karena kadangkala kita belum memiliki gambaran
sukses seperti apa yang kita inginkan. Sebagian orang menganut prinsip “jalani saja dulu mengikuti arus air mengalir”,
sementara sebagian lainnya benar-benar sudah menentukan jalan apa dan bagiamana
yang harus ia pilih agar sampai pada tujuannya.
Adakalanya kesuksesan bagi seseorang terasa cukup sederhana bagi orang lain, sehingga tolak ukur kesuksesan menjadi sangat relatif dan sukjektif. Oleh karena itu, dalam membuat essay dengan tema ini, kita harus terlebih dahulu mengenal diri kita sendiri. Kita harus mampu memahami segala hal yang mampu membuat kita merasa sukses, hal-hal yang membuat kita merasa produktif terhadap pencapaian tertentu, serta jalan-jalan yang perlu kita tempuh untuk mencapai kesuksesan tersebut. Dengan demikian, kita dapat menentukan kesuksesan-kesuksesan kecil yang dapat menuntun kita pada kesuksesan besar yang ingin kita raih. Dalam contoh essay ini, saya memaparkan kesuksesan ala saya, sehingga sangat mungkin akan berbeda dengan versi pembaca. Namun, saya berharap contoh ini dapat bermanfaat, semoga J Sukses untuk kita semua!
Adakalanya kesuksesan bagi seseorang terasa cukup sederhana bagi orang lain, sehingga tolak ukur kesuksesan menjadi sangat relatif dan sukjektif. Oleh karena itu, dalam membuat essay dengan tema ini, kita harus terlebih dahulu mengenal diri kita sendiri. Kita harus mampu memahami segala hal yang mampu membuat kita merasa sukses, hal-hal yang membuat kita merasa produktif terhadap pencapaian tertentu, serta jalan-jalan yang perlu kita tempuh untuk mencapai kesuksesan tersebut. Dengan demikian, kita dapat menentukan kesuksesan-kesuksesan kecil yang dapat menuntun kita pada kesuksesan besar yang ingin kita raih. Dalam contoh essay ini, saya memaparkan kesuksesan ala saya, sehingga sangat mungkin akan berbeda dengan versi pembaca. Namun, saya berharap contoh ini dapat bermanfaat, semoga J Sukses untuk kita semua!
SUKSES TERBESAR
DALAM HIDUPKU
. “Dadiyo Pendekare Bangsa”, penggalan
lagu Jawa inilah yang menjadi dasar pertimbangan setiap langkah dalam hidup
saya.
Secara
formal, Bapak saya adalah seorang wiraswasta, tetapi saya menyebut Beliau
sebagai pria multitalenta dengan sejuta profesi. Suatu hari, saya menemukan
sebuah piagam penghargaan atas nama Bapak yang ditandatangani langsung oleh Menteri
Kepemudaan dan Olahraga. Saat muda, Bapak adalah atlit daerah yang akhirnya
gagal sukses karena kondisi Beliau yang tak pernah lulus sekolah dan idealisme
yang Beliau miliki pada masa orde baru. Bekal Beliau sebagai atlit digunakan
untuk melatih bola bagi anak-anak di desa. Alih-alih mendapat penghasilan tambahan,
Bapak justru sering merugi secara finansial
dan lebih sering mendapat hinaan serta fitnah dari masyarakat. Hal inilah
yang kemudian sering sekali membuat Emak menjadi tidak tahan sampai harus
sering berdebat dengan Bapak. Saya menjadi saksi perdebatan demi perdebatan
yang akhirnya menjadi titik balik mundurnya Bapak dari aktivitas olahraga,
aktivitas organisasi, dan aktivitas kemasyarakatan lainnya.
Bapak
menjadi inspirator hidup saya, meskipun dengan segala kekurangan yang Beliau
miliki. “Dadiyo Pandekare Bangsa”, kalimat itulah yang sejak kecil
beliau tanamkan kepada saya melalui lagu Jawa yang dulu sering beliau putar. Oleh
karena itu, saya mendefinisikan sukses tidak hanya sebagai sebuah keberhasilan
mencapai sesuatu yang kita inginkan, tetapi juga menjadi bermanfaat dan memberi
senyum untuk orang-orang disekitar kita. Prinsip-prinsip tersebut yang
mendorong saya untuk bersemangat dalam menjalankan studi sejak di bangku
sekolah dasar, sehingga saya bisa meraih prestasi-prestasi kecil yang akhirnya
membuat hati Emak saya tergugah untuk terus mendukung saya bersekolah. Hampir
disetiap peralihan jenjang pendidikan, Emak selalu ragu untuk mengijinkan saya
melanjutkan pendidikan, tetapi saya selalu membuktikan bahwa saya bisa
berprestasi dan layak memperoleh pendidikan lebih tinggi.
Saya
hampir selalu mendapat peringkat pertama di kelas maupun di sekolah sejak
Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas dan berhasil diterima di PTN melalui
jalur SNMPTN. Saya juga pernah memenangkan perlombaan baik tingkat RW,
kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional. Meskipun demikian, bukan berarti saya tidak
pernah gagal. Kegagalan adalah teman perjalanan selama menempuh kesuksesan. Empat
kali mengikuti olimpiade, tetapi saya hanya bisa menembus sepuluh besar satu
kali, bahkan hanya bisa berada di peringkat X dan kalah dari peserta yang
sebagian besar usia dan jenjang pendidikannya lebih rendah. Saya juga pernah
gagal tepat di batas arah keberhasilan. Saya harus puas menjadi pemenang IV
siswa berprestasi Kabupaten Gresik, meskipun saya memperoleh nilai terbaik
dalam berbagai tes dan hanya kalah dalam hal jumlah sertifikat. Saya juga
pernah gagal menjadi grandfinalis lomba pidato dengan selisih poin yang begitu
kecil hanya karena kelayakan pakaian. Saya belajar dari setiap kegagalan
tersebut. Saya belajar bahwa menjadi pemenang bukanlah tujuan akhir, tetapi
melakukan yang terbaik yang kita bisa dalam setiap langkah adalah kewajiban.
Kegagalan-kegagalan tersebut dan pesan Bapak dalam penggalan lagu jawa di atas
yang kemudian membawa saya pada pola pemikiran yang baru, dimana setiap kaki
saya melangkah haruslah bermanfaat bagi orang lain, minimal untuk orang-orang
terdekat saya.
Jika
sebelumnya saya hanya mengikuti organisasi seperti pramuka, OSIS, dan pengurus
Ponpes Darul Falah 65, selanjutnya saya semakin aktif dalam kegiatan organisasi
seperti karang taruna, IPPNU, BEM-J Biologi dan komunitas yang saya kembangkan.
Menjadi founder komunitas Dokter
Sungai adalah bentuk kesuksesan terbesar dalam hidup saya yang sesuai pesan
Bapak, meskipun hanya bertahan sekitar 5 tahun. Organisasi-organisasi inilah
yang kemudian semakin membuka wawasan saya agar lebih peka dan peduli pada
segala kejadian di sekitar. Berangkat dari komunitas yang saya kembangkan
inilah, saya memperoleh penghargaan Young
Changemaker Ashoka Indonesia 2009 dan menjadi pemenang I program Climate Smart Leaders Penghargaan Emil
Salim Bagi Generasi Muda 2010. Bagi saya, kesuksesan terbesar bukan terletak
pada penghargaan yang saya peroleh, tetapi pada perjuangan saya untuk bisa
membawa manfaat bagi sesama dan lingkungan.
Seluruh
pengalaman belajar yang saya miliki ini memang membuat saya ingin menjadi
seorang tenaga pendidik yang berjiwa social
entrepeneur untuk bisa benar-benar bermanfaat bagi orang lain. Saya ingin
mengembangkan sebuah pusat pembelajaran untuk berbagai kalangan masyarakat yang
tidak hanya menekankan kemampuan akademik, tetapi juga mengembangkan kemampuan
setiap anak untuk menjadi soorang changemaker.
Banyak mimpi besar yang ingin saya raih agar bisa berkontribusi besar dalam
pembangunan bangsa Indonesia yang sejahtera. Namun, mimpi terbesar bagi saya
adalah Saya ingin menjadi pendekar untuk Emak dan Bapak, menorehkan
senyum dan tangis bahagia pada wajah mereka di setiap langkah dalam hidup saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar