A. TUJUAN
Percobaan
ini bertujuan untuk mnegevaluasi pengaruh temperatur terhadap kekuatan tumbuh
biji kedelai (Glycine max).
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kemampuan
tumbuh biji (vigor) merupakan jumlah total property yang digunakan untuk
menentukan tingkat aktivitas dan performa biji selama proses perkecambahan dan
munculnya benih (ISTA Vigour Test Committe,
1995). Hilangnya vigor biji umumnya berkaitan berkurangnya kemampuan
biji untuk melakukan fungsi fisiologisnya sejak sebelum masa panen, saat masa
panen, dan masa penyimpanan.
Berkurangnya vigor biji tersebut terjadi karena perubahan kekuatan membran sel, aktivitas enzim, dan sintesis proteinnya. Perubahan biokimiawi tersebut dapat terjadi dengan sangat cepat dalam beberapa hari maupun dalam waktu yang lama, tergantung dari faktor genetik serta faktor lingkungannya.
Berkurangnya vigor biji tersebut terjadi karena perubahan kekuatan membran sel, aktivitas enzim, dan sintesis proteinnya. Perubahan biokimiawi tersebut dapat terjadi dengan sangat cepat dalam beberapa hari maupun dalam waktu yang lama, tergantung dari faktor genetik serta faktor lingkungannya.
Kondisi
perkembangan biji, pematangan biji, penyimpanan dan lama waktunya dapat
mempengaruhi kekuatan tumbuh (vigor) biji (OSU, 2016) .
Pengukuran vigor biji tidak hanya menghasilkan persentase viabilitas biji,
tetapi juga menggambarkan kemampuan biji tersebut dalam menghasilkan keturunan
baru yang normal dalam kondisi terpapar kondisi lingkungan tertentu. Biji yang
memiliki viabilitas untuk berkecambah dalam kondisi lingkungan yang mendukung,
mungkin tidak dapat melanjutkan pertumbuhan karena perubahan rentang toleransi
kondisi optimum yang mempengaruhi vigornya (OSU, 2016) .
Temperatur
merupakan faktor lingkungan yang sangat penting untuk menentukan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (Stavang, et al., 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barpete (2015), juga menunjukkan hasil
bahwa variasi temperatur mempengarhi perkecambahan biji yang dilakukan dengan
menggunakan biji kapas dari lima kultivar yang berbeda. Hal tersebut
menunjukkan bahwa temperatur berpengaruh dalam kemampuan tumbuh biji.
Dalam
percobaan ini, biji yang digunakan untuk menguji pengaruh temperatur terhadap
vigor biji ialah biji kedelai. Kedelai merupakan tanaman legum. Biji kedelai
bernilai gizi tinggi karena mengandung asam fitat, beberapa mineral, dan
beberapa jenis vitamin yang banyak dimanfaatkan dalam produksi industry
makanan. Klasifikasi dari tanaman kedelai ialah:
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Fabales
Family : Leguminosae / Fabaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max
C. METODE
1.
Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya cawan petri dan oven, sedangkan
bahan yang digunakan ialah kapas, air secukupnya, dan biji kedelai (Glycine max).
2.
Cara
Kerja
Percobaan
ini dilakukan dengan cara mengecambahkan biji diatas kapas dalam cawan petri
dan diinkubasikan pada temperatur 30oC dan 35oC.
Biji-biji tersebut selanjutnya diamati perkecambahannya selama 4-6 hari.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh data hasil dan histogram
sebagai berikut:
Tabel Data hasil perkecambahan kedelai
Perlakuan
|
Jumlah Biji yang berkecambah
|
30°C
|
20
|
30°C
|
10
|
Histogram Data Hasil Perkecambahan pada temperatur yang berbeda
Percobaan
dilakukan selama 6 hari dengan mengecambahkan biji kedelai pada temperatur yang
berbeda yaitu temperatur 30oC dan temperatur 35oC
sejumlah maisng-masing 20 biji. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pada kedua perlakuan tersebut. Biji yang dikecambahkan pada temperatur
30oC menunjukkan perkecambahan 100% yaitu sebanyak 20 biji yang
berkecambah. Sedangkan perlakuan perkecambahan pada temperatur 35oC
menujukkan bahwa hanya 50% biji yaitu 10 biji yang berkecambah dari jumlah
total 20 biji. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh temperatur terhadap
kekuatan tumbuh (vigor biji). Biji-biji yang dikecambahkan pada temperatur
normal atau temperatur optimum biji tersebut akan memiliki vigor yang lebih
tinggi dibandingkan dengan biji yang dikecambahkan pada temperatur non optimum.
2.
Pembahasan
Percobaan
ini bertujuan untuk mnegevaluasi pengaruh temperatur terhadap kekuatan tumbuh
biji kedelai (Glycine max). Menurut
Stavang dkk (2013), temperatur merupakan faktor lingkungan yang sangat penting
untuk menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa temperatur memang berpengaruh terhadap kekuatan tumbuh biji
kedelai yang ditunjukkan dari kemampuan perkecambahannya. Biji-biji yang
dikecambahkan pada temperatur ruangan (30oC) mampu berkecambah dengan
maksimal (100% biji berkecambah), sedangkan biji yang dikecambahkan pada
temperatur lebih tinggi yaitu 35oC hanya mampu berkecambah sebagian.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barpete (2015),
juga menunjukkan hasil bahwa variasi temperatur mempengarhi perkecambahan biji
yang dilakukan dengan menggunakan biji kapas dari lima kultivar yang berbeda.
Proses
perkecambahan dimulai dari proses imbibisi air yang sangat dipengaruhi oleh
sifat fisiologis, morfologis, dan biokimia benih, terutama ukuran benih. Disisi
lain, vigor biji juga dipengaruhi oleh ukuran biji yang merepresentasikan
ukuran embrio dan cadangan makanannya. Kondisi perkembangan biji, pematangan
biji, penyimpanan dan lama waktunya dapat mempengaruhi kekuatan tumbuh (vigor)
biji (OSU, 2016) .
Dengan kata lain, kondisi selama proses perkecambahan biji juga mampengaruhi
vigor biji. Temperatur yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian embrio
karena terjadinya denaturasi enzim dan protein struktural yang menusun terlibat
dalam metabolism biji (Campbell, et al., 2008) . Berkurangnya vigor
biji tersebut terjadi karena perubahan kekuatan membran sel, aktivitas enzim,
dan sintesis proteinnya. Perubahan biokimiawi tersebut dapat terjadi dengan
sangat cepat dalam beberapa hari maupun dalam waktu yang lama, tergantung dari
faktor genetik serta faktor lingkungannya. Dalam percobaan ini, dapat terlihat
bahwa waktu setelah 6 hari biji yang dikecambahkan pada temperatur ruangan
dapat berkecambah dengan maksimal, sedangkan biji yang dikecambahkan pada temperatur
sedikit lebih tinggi kehilangan vigor setelah beberapa hari percobaan (sebelum
berakhirnya 6 hari percobaan).
E. KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa temperatur
mempengaruhi kekuatan tumbuh (vigor) biji. Temperatur yang sedikit lebih tinggi
dari temperatur optimum biji dapat mengakibatkan penurunan kekutan tumbuh biji.
F.
DAFTAR
PUSTAKA
Barpete, S. (2015). Effect of temperatur on
germination, seed vigor index and seedling growth of five Turkish Cotton
(Gossypium hirsutum L.) cultivars. Fresenius Environmental Bulletin,
2561-2566.
Campbell, N. A., Reece, J. B.,
Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., et al. (2008). Biology,
8th Edition. Pearson Benjamin Cummings.
Committe, I. V. (1995). Understanding
Seed VIgour. Zurich: The Internatioal Seed Testing Association.
OSU. (2016). OSU: Seed
Laboratory. Retrieved December 31, 2016, from Seed Laboratory: Impotance
of Seed Vigor Testing: http://seedlab.oregonstate.edu/
Stavang, J., Junttila, Moe, &
Olsen. (2013). Effects of diurnal temperatur range and seasonal temperatur
pattern on the agronomic traits of fibre flax (Linum usitatissimum L.) . J.
Plant Science, 1249-1255.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar